POSTING

Rabu, 19 Januari 2011

KOTA MOJOKERTO SATUAN KAWASAN WISATA


TRAWAS

Trawas adalah lembah yang diapit oleh dua gunung, yaitu Gunung Welirang dan Penanggungan. Memasuki kawasan lembah ini kita akan disuguhi keindahan bentangan alam dan kenyamanan udara pegunungan yang sejuk segar. Dan di sela-sela keindahan alamnya itu tersimpan puluhan situs purbakala dari masa Mojopahit dan Airlangga yang menjadi saksi sejarah perjalanan sebuah bangsa.
Sejak awal dekade 80-an kawasan Trawas telah menjadi incaran investor dan orang-orang kaya kota untuk dijadikan tempat peristirahatan/ villa dan hotel. Dan dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun kemudian puluhan hotel, kompleks villa dan berbagai sarana rekreasi keluarga telah menghiasi lembah subur yang indah itu, bergandengan secara harmonis dengan perkampungan penduduk dan hamparan sawah warga desa. Hijau hamparan sawahnya berpadu dengan teduh pepohonan hutan dan benderang lampu hotel, villa dan rumah warga menghiasi lereng-lereng gunungnya.
Menginap di Trawas sangatlah mengasyikkan. Ada puluhan hotel dan villa yang bisa disewa dengan berbagai pilihan harga sesuai kemampuan kocek kita, mulai dari kelas melati sampai bintang tiga. Jika kita ingin jalan-jalan berwisata, ada beberapa obyek wisata yang tersedia, antara lain air terjun, bumi perkemahan, kolam renang, playground, berkuda keliling villa, Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH), dan lain-lain. Bagi anda yang suka naik gunung tersedia rute pendakian Gunung Penanggungan via Tamiajeng atau via Jolotundo. Selain itu juga terdapat beberapa obyek wisata sejarah, antara lain situs Reco Lanang – Reco Wadon yang diduga sebagai kawasan bengkel pembuatan patung batu pada masa Mojopahit, Candi Jolotundo yang merupakan petirtaan suci Raja Airlangga, dan kompleks candi (sedikitnya terdapat 14 candi) yang tersebar di lereng utara Gunung Penanggungan yang berhubungan erat dengan kepercayaan tentang Gunung Penanggungan yang disucikan. Dan tak lupa, di Trawas juga terdapat dua pasar wisata yang menyediakan buah-buahan, bunga, ketela dan hasil bumi lainnya sebagai oleh-oleh wisata.
Banyak Jalan menuju Trawas
Untuk mencapai lembah Trawas banyak rute yang bisa kita tempuh:
  • Jika ditempuh dari Mojokerto kita bisa lewat rute Pacet – Claket – Trawas, atau bisa lewat rute Mojosari – Trawas. Kedua rute ini berjarak sekitar 40 kilometer dari Mojokerto.
  • Jika dari Surabaya kita bisa lewat rute Krian – Mojosari – Trawas, atau lewat rute Sidoarjo – Gempol – Mojosari – Trawas, atau bisa juga lewat rute Pandaan – Prigen – Trawas. Ketiga rute ini berjarak sekitar 60 kilometer dari Surabaya.
  • Jika dari arah Pasuruan dan kota-kota di wilayah “tapal kuda” kita bisa lewat rute Gempol – Pandaan – Prigen – Trawas, atau bisa lewat rute Gempol – Mojosari – Trawas.
  • Jika dari arah Malang kita bisa lewat rute Pandaan – Prigen – Trawas, atau lewat rute Batu – Cangar – Pacet – Trawas.


PACET

Benarkah daerah Pacet rawan longsor? Amankah untuk berwisata di Pacet?
Banyak orang yang mengira bahwa daerah Pacet rawan longsor, sehingga mereka takut datang ke Pacet. Anggapan ini salah meskipun tidak ada benarnya juga. Memang di Pacet ada beberapa kawasan yang rawan longsor tetapi tidak seluruh daerah Pacet rawan longsor. Kawasan rawan longsor tersebut adalah kawasan Puthuk Kursi yang terletak di jalur Pacet – Cangar, sekitar 7 kilometer dari Pacet. Antara lokasi rawan longsor tersebut dengan lokasi wisata Pacet dibatasi oleh jurang dan bukit-bukit kecil. Berdasarkan topografinya itu longsoran dari Puthuk Kursi tidak mungkin sampai ke kawasan wisata Pacet.
Tahun 2003 yang lalu pernah terjadi bencana tanah longsor di kawasan wanawisata Air Panas Pacet, apakah kejadian itu tidak akan terulang?
Sebenarnya sepanjang sejarahnya tidak pernah terjadi bencana tanah longsor di kawasan wanawisata Air Panas. Kawasan itu sebenarnya tidak termasuk daerah rawan longsor dan tidak mungkin terkena imbas longsoran dari Puthuk Kursi, karena antara lokasi Puthuk Kursi yang rawan longsor dengan Air Panas dibatasi oleh jurang dan beberapa bukit. Kejadian tahun 2003 yang lalu itu benar-benar merupakan musibah dan sama sekali di luar dugaan. Belajar dari pengalaman musibah 2003 tersebut kini pihak Perhutani dan Pemkab Mojokerto selaku pengelola wanawisata Air Panas bersikap sangat hati-hati dan memperhatikan keselamatan pengunjung. Kolam renang air panas dan air dingin telah dibangun baru dan lokasinya digeser ke tempat yang aman dari kemungkinan longsor.
Jadi secara umum sebenarnya kawasan Pacet – khususnya kawasan wisatanya – tetap menjadi daerah yang aman dari ancaman tanah longsor. Anda tidak perlu takut atau menguatirkannya. Maka, silahkan datang ke Pacet tanpa rasa kuatir.
Pacet sejak dulu dikenal sebagai kawasan wisata yang mengasyikkan. Lokasinya terletak di lereng utara Gunung Welirang. Di sana kita akan dibikin takjub oleh keahlian Tuhan dalam menciptakan keindahan alamnya. Bentangan pemandangan lereng gunung dan ngarai yang dihiasi hamparan sawah berteras-iring berlatar belakang Gunung Welirang dan Anjasmoro sangatlah mempesona. Dan diantara pesona alamnya itu terdapat beberapa situs purbakala yang menjadi bukti sejarah bahwa sejak masa Mojopahit kawasan Pacet telah menjadi lokasi rekreasi favorit para raja.
Pacet memiliki banyak obyek wisata dan lokasi-lokasi bersantai untuk refreshing, antara lain Pemandian Ubalan yang dilengkapi dengan arena sepeda air dan taman bermain; Wanawisata Air Panas yang memiliki kolam air dingin dan air panas, bumi perkemahan, air terjun Coban Canggu dan air terjun Krapyak, serta deretan warung-warung lesehan yang menyuguhkan beragam menu; Wanawisata Bandulan yang memiliki bumi perkemahan; Taman Hutan Raya dengan warung-warung lesehannya yang bersuasana sejuk menyegarkan. Bagi anda yang hobi memancing terdapat beberapa kolam pancing yang representatif dilengkapi dengan lesehan ikan bakarnya yang khas. Bagi anda yang ingin berjalan-jalan tersedia beberapa rute lintas alam/ hiking ringan yang cocok untuk anda sekeluarga di seputar wanawisata Air Panas, Claket, maupun Ubalan. Bagi anda yang ingin hobi berpetualang tersedia rute naik Gunung Pundak dan Gunung Welirang via Claket. Dan tidak ketinggalan di Pacet terdapat beberapa pasar wisata yang menyediakan buah-buahan, bunga, ketela dan hasil bumi lainnya, baik yang mentahan maupun yang sudah olahan, sebagai cindera mata khas Pacet.
Jika ingin menginap di Pacet ada puluhan hotel dan villa yang bias disewa dengan berbagai pilihan harga sesuai kemampuan kocek kita, mulai dari kelas melati sampai bintang tiga.
Akses Menuju Pacet
Untuk menuju kawasan Pacet ada banyak rute yang bisa ditempuh:
  • Jika ditempuh dari Mojokerto kita bisa lewat rute Mojokerto – Pacet dengan jarak tempuh 30 kilometer, atau bisa lewat rute Mojokerto - Mojosari – Pacet yang berjarak sekitar 40 kilometer.
  • Jika dari Surabaya kita bisa lewat rute Krian – Mojosari – Pacet, atau lewat rute Sidoarjo – Gempol – Mojosari – Pacet. Kedua rute ini berjarak sekitar 60 kilometer dari Surabaya.
  • Jika dari arah Pasuruan dan kota-kota di wilayah “tapal kuda” kita bisa lewat rute Gempol – Pandaan – Prigen – Trawas – Pacet, atau bisa lewat rute Gempol – Mojosari – Pacet.
  • Jika dari arah Malang kita bisa lewat rute Pandaan – Prigen – Trawas – Pacet, atau lewat rute Batu – Cangar – Pacet.


TROWULAN

Trowulan adalah kawasan bekas ibukota Kerajaan Mojopahit. Di tempat inilah dulu Raja Hayamwuruk dan Mahapatih Gajahmada memerintah Mojopahit yang jaya. Di tempat inilah dulu Gajahmada bersumpah Amukti Palapa, sumpah legendaris yang mengantarkan Mojopahit menjadi penguasa wilayah nusantara.
Bekas ibukota Mojopahit itu masih dapat kita saksikan sisa-sisanya berupa situs-situs purbakala yang tersebar di kawasan Trowulan dan sekitarnya, baik berupa bangunan candi, gapura, makam, prasasti, arca, maupun benda-benda artefak lainnya, baik yang in-situ (di lokasi asal) maupun yang telah dipindahkan ke Museum Trowulan (ex-situ) untuk berbagai alasan. Sebagian bangunan telah direkonstruksi, sebagian masih dalam proses studi untuk persiapan rekonstruksi, tetapi banyak diantaranya yang baru dalam tahap terdata tetapi belum tersentuh lebih lanjut.
Trowulan saat ini telah berubah menjadi kawasan hunian yang relatif padat. Di tengah pemukiman penduduk serta di ladang dan sawah milik warga desa banyak sekali kita dapati situs-situs purbakala peninggalan Mojopahit. Diantaranya yang sudah cukup dikenal adalah Candi Brahu, Candi Gentong, Candi Wringin Lawang, Candi Bajang Ratu, Candi Tikus, Situs Kedaton/ Candi Sumur Upas, Siti Hinggil, Kolam Segaran, Alun-alun Umpak Sentonorejo, Situs Pendopo Agung, Makam Troloyo, Makam Putri Cempo, Kubur Panjang, Situs Lantai Segi Enam dan Rumah Hunian. Selain situs-situs purbakala tersebut di kawasan Trowulan juga ada beberapa obyek lain yang menarik dikunjungi, antara lain Desa Wisata Bejijong, Patung Budha Terbesar di Indonesia yang terletak di Mahavihara Mojopahit, Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) di Jatipasar, dan Kolam Renang.
Akses Menuju Trowulan
Trowulan terletak di pinggir jalur utama Surabaya – Jogja, tepatnya terletak diantara Mojokerto – Jombang. Dari Mojokero berjarak 12 kilometer, dari Jombang 20 kilometer, dan dari Surabaya sekitar 65 kilometer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar